Sunday, December 14, 2008

4 Berita Terakhir MEGAWATI

1.Mega Emoh Wapres yang Merasa Presiden

JAKARTA, JUMAT.12 Desember 2008 - Calon Presiden PDIP, Megawati Soekarno Putri belum mau terbuka, siapa calon pendamping yang akan dibidiknya menjadi wakil presiden. Namun yang pasti, Mega sudah memberikan gambaran seperti apa sosok cawapres yang diinginkannya. Mau tahu?

"Sekarang banyak sekali ya capres. Kok nggak ada yang mendeklarasi jadi cawapres ya? Pram (Sekjen PDIP Pramono Anung) jadi bingung. "Pokoknya saya bilang, aku emoh kalau wapresku mikir aku (wapres-nya) ini presiden," kata Mega saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku "Mereka Bicara Mega", di Jakarta, Jumat (12/12).

Namun, saat dikejar lebih jauh, Mega enggan mengungkapkan siapa sosok yang mendekati kriterianya. '"Itu tanyakan saya sama Pram saja," kata Mega sambil berlalu.

Sementara itu, Sekjen PDIP Pramono Anung mengatakan, PDIP akan mengerucutkan 14 nama cawapres yang muncul pada Rakernas III PDIP. Empat belas nama itu akan dikerucutkan menjadi 5 nama pada Rakernas IV PDIP yang rencananya digelar 27 hingga 29 Januari 2009 mendatang.(Inggried Dwi Wedhaswary)

2.Mega Ajak Mas Sultan Bernostalgia


JAKARTA, JUMAT.12 Desember 2008 — Apa jadinya kalau dua orang capres bernostalgia? Bukan tentang kisah mereka berdua, tetapi bernostalgia tentang orang yang sama-sama dikenal dengan baik. Itulah yang terjadi pada peluncuran buku Mereka Bicara Mega, Jumat (12/12) di Jakarta.

Saat memberikan sambutan, Megawati Soekarno Putri mengajak Sri Sultan HB X yang hadir pada acara tersebut untuk mengingat ayahanda Raja Jogja itu, Sri Sultan HB IX. Mega, dalam ceritanya, mengaku cukup kenal baik dengan Sri Sultan HB IX. Kepada Sri Sultan HB X yang dipanggilnya Mas Sultan, ia mengajak flash back dengan kisahnya bersama ayah Gubernur DIY itu.

"Mas Sultan (Sultan HB X), saya punya pengalaman lo dengan Pak Sultan," kata Mega yang dilanjutkan, "Waktu itu saya mau maju. Saya pikir saya harus menghadap Pak Sultan. Minta dukungan. Kata Mbak Norma (kerabat Keraton Jogja), menghadapnya kayak menghadap raja. Ya sudah, saya ngomong. Pak Sultan, saya mau maju," kisah Mega.

"Kemudian Pak Sultan bilang, 'Terus, karepmu opo, Mega'. Ya saya bilang saja minta dukungan, maksudnya supaya bisa dapat suara di Jogja. Beliau bilang, 'Yo wis (ya sudah)'. Setelah itu saya bingung maksudnya apa. Ternyata, kata Mbak Norma, kalau sudah bilang begitu berarti pandito raja. Dan ternyata Mas Sultan, saya dapet suara lo di Jogja," kata Mega sambil melihat ke Sultan yang hanya tersenyum mendengar cerita Mega.

Mega pun mengingatkan, bahwa secara historis, kisah hidupnya banyak dibantu oleh Sri Sultan HB IX. Dulu, Jogja selalu menjadi kota tujuannya kala libur. Bahkan, saat ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta, ia dan keluarganya ditampung oleh Sri Sultan HB IX.(Inggried Dwi Wedhaswary)


3."Mereka Bicara Mega", Bicara Apa Sih?

JAKARTA, JUMAT.12 Desember 2008— Sebuah buku berisi testimoni tentang mantan Presiden Megawati diluncurkan, Jumat (12/12) siang di Hotel Sultan, Jakarta. Pendapat 38 orang dengan sejumlah latar belakang terangkum dalam sebuah buku bertitel Mereka Bicara Mega setebal 245 halaman.

Namanya testimoni, pastinya berisi hal-hal yang positif tentang sosok Ketua Umum PDI-P itu. Mereka yang memberikan testimoninya di antaranya Prabowo Subianto, Akbar Tandjung, M Amien Rais, Franz Magnis Suseno, Said Agil Siradj, WS Rendra, Sutiyoso, Ryaas Rasyid, Sukardi Rinakit, Khofifah Indar Parawansa, dan Bursah Zarnubi.

Penasaran dengan puluhan testimoni tentang putri sulung Bung Karno itu? Tentunya tak bisa dituliskan satu persatu. Beberapa kutipan itu di antaranya apa yang dituliskan oleh Prabowo Subianto. Capres Gerindra itu memandang sosok Mega sebagai orang yang tak memiliki dendam politik.
"Di kancah politik Indonesia, di zaman Orde Baru, Megawati bertahun-tahun menjadi oposisi atau penentang Pemerintahan Soeharto, dengan segala konsekuensinya. Tetapi, ketika naik ke tampuk kekuasaan, ia tak melakukan balas dendam politik," demikian kutipan testimoni Prabowo.

Salah satu pengalaman menggelitik juga dituliskan politisi Golkar Akbar Tandjung. Mantan Ketua DPR itu menyatakan pernah satu sekolah dengan Mega di SMP Cikini, Jakarta Pusat. Bahkan, saat sama-sama kursus Bahasa Inggris, Akbar berkisah pernah mengantarkan Mega pulang dari kursus.

"Artinya, kami telah menjalin hubungan silaturahim sejak masih muda," tulis Akbar.(Inggried Dwi Wedhaswary)


4.Mega: Ternyata Saya Keren Juga Ya...

JAKARTA, JUMAT.12 Desember 2008 - Puncak peluncuran buku "Mereka Bicara Mega" ditandai dengan speech dari sang empunya buku. Mega, dalam sambutan santainya, berulang kali mengundang gelak tawa para tamu undangan peluncuran buku yang berlangsung di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (12/12) sore.

Kali ini, Mega tak banyak berbicara tentang dunia politik yang selama ini akrab dengannya. Ia berkisah tentang berbagai cuplikan kisah yang dialami dalam hidupnya. Kisah-kisah ringan yang menurutnya selama ini tak diketahui publik.

"Boleh juga ya, orang tahu siapa saya. Kayaknya kalau saya baca di media, kok saya itu ditempatkan di down grade. Seakan-akan saya tidak cerdas, naif, hanya ibu RT. Tapi sebenarnya itu kan bisa dipatahkan dengan kenyataan bahwa saya ini ketua umum partai yang paling lama di Indonesia," kata Mega sambil tertawa.
Ia lantas bercerita, bahwa jalannya menuju kursi wapres dan presiden adalah jalan yang berliku. Putri Bung Karno itu pun merasa prihatin dengan anggapan bahwa perempuan tidak bisa memimpin. Entah bermaksud menyindir pemimpin laki-laki atau tidak, yang jelas Mega membuat ilustrasi yang cukup membuat ger-geran.

"Tahun 2004, saya berharap ibu-ibu bisa memilih saya. Ternyata tidak. Kalau saya ke daerah, ibu-ibu minta maaf karena salah pilih. Saya bilang, makanya bu, yang paling tahu bikin sambal kan kita-kita (perempuan). Bapak-bapak itu mana tahu harga-harga makanya seenaknya. Coba tanya harga cabe berapa? Pasti lihat kanan kiri tanya ke istrinya," ujar dia sambil tersenyum.

Tentang buku yang berisi testimoni dirinya, Mega tak menyangka bahwa apa yang dituliskan rekan-rekannya bernada positif semua. Dengan sedikit narsis ia berujar, "Isinya bagus-bagus semua." "Saya sampai berpikir, ternyata saya keren juga ya..," katanya kembali dengan tawa.


sumber: http://kaskus.us/showthread.php?t=1264614