Wednesday, December 17, 2008

Wayang Indonesia Terkaya Sedunia

Wayang termasuk seni tradisi milik Indonesia yang paling sulit untuk diaku-aku sebagai milik negara lain, apalagi dipatenkan. Akan tetapi, bangsa ini lebih kesulitan lagi untuk melestarikan dan mengembangkan wayang.

Demi tujuan tersebut, Indonesia harus maju bareng bersama negara lain, paling tidak di satu kawasan dulu. Beranjak dari hal itu, dibentuklah ASEAN Puppetry Association (APA) akhir 2006. APA yang beranggotakan 10 negara ini sudah dua kali bersidang. Menilik dari namanya, APA menunjuk pada kesenian boneka. Wayang dikategorikandan dianggap negara lainsebagai kesenian boneka.

Satu yang menjadikan penggiat wayang Indonesia berbangga adalah wayang milik negeri ini paling kaya sedunia. Saking kayanya, kata Tupuk Sutrisno, Sekretaris Jenderal APA, wayang Indonesia yang ada 60 macam mayoritas dari Jawa bakal sangat sulit untuk diaku, apalagi dipatenkan negara lain. Nasibnya harus lebih baik ketimbang reog yang diaku milik Malaysia. Banyak alasan mengapa kita harus bangga pada wayang.

Pertama, dalang bisa memainkan wayang seakan-akan wayang itu hidup. Lalu, wayang diiringi karawitan dengan sinden yang bisa empat orang. Dari sisi cerita, wayang mengajarkan kemanusiaan, tutur Tupuk. Bahkan, menurut Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X ketika membuka rangkaian acara wayang ini, tokoh jahat pun dilihat pula sisi baiknya. Tokoh jahat, seperti Karna, tetap dihormati dan disegani. Ini menunjukkan wayang mengedepankan kemanusiaan.

Nilai filosofi yang tinggi menjadikan wayang mendapat penghargaan dari UNESCOorganisasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi budaya dan pendidikansebagai masterpiece kebudayaan tak berwujud benda. Mata dunia pun makin tertuju ke wayang. Peninjau Terobosan coba dilakukan dalam Sidang II APA di Yogyakarta, Sabtu dan Minggu lalu, dengan mengundang tiga negara (Jepang, India, dan China) sebagai peninjau. Dukungan itu dicatatkan dalam nota kesepahaman (MoU) bersama APA.

Ketiganya siap mendukung pelestarian dan pengembangan kesenian boneka dan wayang ASEAN. Jika ada festival budaya, mereka akan mengundang. Anggota APA menyadari, sebelum menembus luar ASEAN, konsolidasi internal harus kuat dulu. Empat kesepakatan pun tercipta. Pertama, tiap negara harus memiliki sanggar boneka/wayang. Kedua, memperbanyak pertukaran pentas. Selanjutnya, menyusun buku wayang untuk diluncurkan tahun 2010.

Kesepakatan keempat, menentukan tuan rumah Sidang APA tahun 2009 dan 2010 adalah Filipina dan Malaysia. Indonesia, ujar Tupuk, harus berkaca dulu dari negara tetangga. Thailand, misalnya, sudah bisa mengenalkan keseniannya sebagai paket wisata yang wajib didatangi wisatawan. Namun, dengan segenap kekayaannya, wayang di negeri ini belum bisa. Melihat Festival Wayang Indonesia, 13-15 Desember lalu, di Taman Budaya Yogyakarta, pekerjaan paling sulit sudah kelihatan.

Bangku penonton yang hanya terisi paling banyak separo, menandakan kesenian ini memang butuh perhatian.

sumber: kompas.com

No comments:

Post a Comment

walau halangan rintangan membentang tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran ! hhaha