
Earth Hour bertujuan untuk menunjukkan solidaritas global yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta pernyataan tanggung jawab dunia yang menjadi “pemanasan” bagi pertemuan para pemimpin dunia di Kopenhagen pada Desember 2009 untuk mencapai kesepakatan baru tentang iklim.dunia.Direktur Eksekutif Earth Hour Global, Andy Ridley mengatakan, “Beberapa kejadian akhir-akhir ini telah menunjukkan kepada kita bahwa dunia bisa bersatu ketika krisis. Krisis ekonomi global misalnya, ketika itu menjadi suatu isu penting multilateral, negara-negara adikuasa dapat mengambil keputusan bersama,’’ujarnya.
“Ketika nanti para pemimpin dunia bertemu di Kopenhagen pada Desember 2009 untuk negosiasi kesepakatan global baru mengenai perubahan iklim, mereka harus menyadari bahwa semua mata di dunia mengawasi mereka,” ujar Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif WWF-Indonesia.
Inisiatif mematikan lampu ini berawal sebagai aksi penyadartahuan publik di Sydney, Australia, pada tahun 2007, yang kemudian berkembang pesat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Kini 74 kota siap memadamkan lampu di tahun 2009. Kota-kota yang telah berkomitmen antara lain: Moskow, Los Angeles, Las Vegas, London, Hong Kong, Sydney, Roma, Manila, Oslo, Cape Town, Warsawa, Lisabon, Singapura, Istanbul, Mexico CIty, Toronto, Dubai, dan Kopenhagen.
“Melalui Earth Hour inilah masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia, akan memiliki kesempatan untuk menyampaikan pesan tegas bahwa mereka mengawasi perkembangan yang terjadi dan mengharapkan tindakan nyata,” lanjut Mubariq.
sumber: jpnn