Friday, December 5, 2008

Bush Akui Kegagalan Intelijen soal Irak

George W Bush akan menarik pasukan dari Irak
Selasa, 2 Desember 2008 | 08:37 WIB

WASHINGTON, SELASA — Dengan tersisa masa jabatan tak lebih dari dua bulan, Presiden AS George W Bush untuk pertama kali mengakui secara terbuka bahwa kegagalan intelijen mengenai Irak adalah penyesalan terbesarnya selama delapan tahun pemerintahannya.

"Penyesalan terbesar selama masa jabatan presiden adalah kegagalan intelijen di Irak," kata Bush kepada ABC TV. "Saya sebenarnya berharap hasil intelijen berbeda."

Wawancara tersebut direncanakan disiarkan dalam World News Tonight, Senin (1/12) malam waktu setempat, tapi isinya telah disiarkan melalui laman internet stasiun TV itu. "Banyak orang mempertaruhkan reputasi mereka dan mengatakan senjata penghancur massal adalah salah satu alasan untuk menggulingkan Saddam Huseein. Itu bukan hanya pendapat orang-orang di dalam pemerintah saya," kata Bush kepada ABC TV.

Menurut Bush, banyak anggota Kongres dan pemimpin negara di seluruh dunia, sebelum ia menjadi presiden, semua berpikiran bahwa Irak memang memiliki senjata pemusnah massal.

Namun, Bush menolak untuk berspekulasi mengenai apakah ia masih akan berperang jika ia mengetahui Irak tak memiliki senjata pemusnah massal. "Ini adalah penilaian yang tak dapat saya lakukan. Sulit bagi saya untuk berspekulasi," katanya.

Bush dijadwalkan meninggalkan Gedung Putih dengan membawa rekor dukungan yang rendah akibat perang di Irak dan Afghanistan serta krisis keuangan yang dihadapi negeri itu sekarang.

Lebih dari 4.299 prajurit AS tewas di Irak sejak perang dilancarkan pada Maret 2003 akibat laporan intelijen yang menyatakan pemerintahan Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal, laporan yang belakangan terbukti keliru.

Kekecewaan terbesar lain yang disampaikan Bush adalah kegagalan untuk menggolkan rancangan undang-undang menyeluruh tentang pembaruan imigrasi. "Saya sangat percaya perdebatan imigrasi benar-benar tak memperlihatkan sifat Amerika yang sebenarnya sebagai ’masyarakat yang memberi sambutan’," katanya.

Namun, Bush mengatakan, kebanyakan waktunya di Gedung Putih menyenangkan karena dapat melayani bangsa. Ia berharap dapat dikenang oleh rakyat AS sebagai orang yang tak menjual jiwanya buat politik dan harus membuat keputusan berat dan melaksanakannya dengan cara penuh prinsip. "Saya akan meletakkan jabatan presiden dengan kepala tegak," katanya.