Monday, October 20, 2008

Gara-gara Resesi Ekonomi Bikin Karyawan TI Gagal Nikah

Masa resesi ekonomi global ternyata bukan hanya mengguncang dunia perekonomian dan bisnis, namun juga dunia percintaan. Ketakutan Pemutusan Hubungan Keja (PHK), yang diprediksi akan melanda banyak karyawan teknologi informasi (TI) di India, membuat calon-calon mertua, yang anak gadisnya bakal dinikahi oleh karyawan TI, juga ikut-ikutan membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan.

Ketakutan yang menular ke para orangtua yang memiliki anak gadis di Hyderabad ini berawal dari logika bahwa fluktuasi di sektor teknologi informasi akibat resesi ekonomi akan berpengarah ke kesejahteraan anaknya kelak bila menikahi karyawan TI. Hal inilah yang membuat seorang ibu dari calon pengantin perempuan lebih memilih seseorang yang berprofesi bukan dari bidang TI untuk anaknya.

“Perekonomian naik turun, dari hari ke hari bisa berubah dengan cepat. Apa yang dimiliki sekarang bisa jadi cuma untuk sementara,” keluh seorang ibu dari calon pengantin, Sharda Singh, seperti diberitakan di Big News Network.

Selain para ibu, para ayah tak kalah ketar-ketir menghadapi masalah resesi dengan menganggap sektor ekonomi terlalu beresiko untuk dijadikan pegangan hidup.

“Jika mereka bergantung pada pekerjaan yang jatuh bangun maka kehidupannya pun akan ikut jatuh bangun,” terang seorang ayah dari bakal pengantin, Rama Rao.

Dengan ekstrimnya efek yang ditimbulkan krisis ekonomi global, beberapa orangtua sudah bersikukuh untuk memilih jalan aman bagi anak gadis mereka dan menolak mentah-mentah menikahkan pemuda berprofesi TI kepada anak mereka.

“Saya terlalu takut dengan efeknya,” simpul seorang ayah, S Krishna.

Sebagai informasi, National Association of Software and Service Companies (NASSCOM), sebuah organisasi yang mewakili industri TI di India, melaporkan kemungkinan penurunan pertumbuhan ekspor teknologi informasi di India akibat adanya resesi.

Semula pada bulan Juli lalu mereka menargetkan kenaikan ekspor TI sebanyak 21 hingga 24 persen atau sekira USD50 miliar. Sebagian besar perusahaan TI di India bekerja sama dengan Eropa dan Asia seperti Tata Consultancy, Infosys Technologies, Wipro, dan Satyam Computer. Pemilihan firma TI di India untuk bekerja sama dengan kedua benua tersebut ditujukan untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap Amerika Serikat.